Alkhairaat.com – DPD Komite Nasoinal Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Palu menggelar dialog pemuda dengan tema Bersama Melawan Perilaku Intoleransi, di Warkop Aweng Samrat, kamis(25/01).
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang profesi yaitu Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo (Pemerintah Kota Palu), Prof. Zainal Abidin (Akademisi), Akbp. Drs. Suliyono (Polda Sulteng), dan Dr. Muh. Khairil (Wadek Bid. Akademik Fisip Untad) yang dihadirkan sebagai pembicara terkait peran media dalam proses melawan intoleransi, adapun ratusan peserta yang hadir pada dialog tersebut dari seluruh Organisasi Kepemudan(OKP) Se -Sulteng.
Dr. Muh.Khairil selaku pembicara pertama, mengatakan peran media saat ini sangat masif jika digunakan sebagai alat untuk membentuk pola fikir masyarakat.
Menurutnya dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, telah menciptakaan fungsi dan disfungsi dalam penggunaan medsos.
” Fungsinya itu terkait edukasi positif yang kita dapatkan dari medsos, dan ada juga disfungsi yaitu media hanya digunakan sebagai pencitraan,” jelas Khairil, saat menyampaikan materi.
sehingga untuk menebarkan kebencian itu sangat muda terjadi.
Olehnya, Khairil menekankan kepada pengguna medsos khususnya pemuda agar tidak menggunakan untuk hal-hal yang mengadung sikap Intoleransi.
Sementara itu Akbp Drs. Suliyono yang hadir mewakili Kapolda Sulteng, mengatakan, intoleransi merupakan suatu sifat atau perilaku yang menyimpang dari norma masyarakat.
Menurut Suliyono, ada beberapa hal yang menjadi penyebab munculnya sikap intoleran salah satunya yaitu pendidikan yang rendah.
” Jadi Adik-adik yang hadir disini, adalah pemuda calon intelek, keluar dari tempat ini harus mempu menepis sikap intoleransi itu,” pinta Suliyono.
Adapun bentuk sikap Intoleransi, menurutnya, seperti menyebar ujaran kebencian, penghinaan dan provokasi.
Apa lagi. kata dia, beberapa waktu kedepan Sulteng akan melaksanakan Pilkada di tiga Kabupaten yaitu Parimo, Donggala dan Morowali, tentunya kita harus mencegah hal itu dari ujaran kebencian.
Olehnya itu, ia berharap semua pihak baik TNI, Polri, Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda serta elemen masyarakat lainya agar bersinergi menepis sikap yang dapat meemecah bela persatuan itu.
Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo, yang juga menjadi narasumber, menuturkan, segala bentuk tindakan intoleransi, tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang apapun.
” Intoleransi, sampe kapanpun tidak bisa dibenarkan, baik dari sudut pandang akademisi dan lainnya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu juga ia membahas soal peran pemuda. Menurutnya gambaran tindakan pemuda, harus sesuai dengan UU No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan.
Ia juga mengatakan pemuda harus bersikap edukasi, mandiri dan pro aktif dalam kehidupannya.
” Minimal dalam lingkungan kita sehari-hari,” ucap Wawali Kota Palu.
Sementara itu, Prof. Zainal Abidin yang juga hadir menjadi narasumber dari Akademisi, menjelaskan, terkait kajian empiris munculnya sikap intoleransi dikalangan masyarakat.
Menurut Zainal, fakor yang juga memicu munculnya sikap intoleransi disebabkan wawasan yang sangat minim.
” Orang yang tidak memiliki wawasan luas menjadikan orang itu tidak toleran,” jelasnya.
Mantan Rekot IAIN Palu itu juga mengatakan, dalam kehidupan umat beragama harus memiliki perilaku yang toleransi terhadap perbedaan.
” Saling menghargai dan menghormatilah kita, karena menghargai dan menghormati bukan berarti mengkui,” ujar Zainal.
Seusai berdialog, kegiatan tersebut ditutup dengan persembahan sebuah lagu dari Wawali Kota Palu yang berjudul sampesuvu roa. (Sup)