Jakarta, Alkhairaat.com – Hadirnya dana Desa merupakan bentuk kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran sebagai arah pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan, sehingga perlu ditopang program kerja Pemerintah Desa yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi Desa termasuk menjawab masalah biaya pendidikan.
Menurut Staf Khusus Kementerian Desa (Kemendes) Risharyudi Ttiwibowo sejauh ini penggunaan dana Desa hanya sebatas pengadaan fasilitas Desa, padahal perioritas Dana Desa tidak hanya menjadi sumber pembangunan, tetapi sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi melalui Bada Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Dana Desa masih bisa digunakan untuk pembiayaan pendidikan, dengan menyutikan anggaran termin pertama ke BUMDes, dan BUMDes dikelolah para Enterpreneur level Desa yang cukup berpengalaman dalam dunia Buisnis untuk mendatangkan keuntungan melalui usaha Desa. Keuntungan itulah bisa membiayai Pendidikan pelajar dan Mahasiswa dari Desa itu,” Jelas, Bowo, sapaan akrab Risharyudi Triwibowo, saat ditemui diruangan Kantor Kementerian Desa RI, Jakarta, Selasa(11/12/2018).
Padahal. Kata dia, sebelumnya Menteri Desa memperbolehkan anggaran dana Desa untuk beasiswa Pendidikan, namun melihat hasil pergerakan perkembangan se Indonesia, hampir tidak ada Pemerintah Desa memprogramkan tentang bantuan pelajar tersebut.
“Akhirnya Menteri Desa mengeluarkan Permendes No.16 Tahun 2018 sehigga tidak ada lagi untuk beasiswa,” tambah Bowo.(Sup)
