Palu, Alkhairaat.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak hadiri kegiatan Kuliah Tamu bertema Peran Perguruan Tinggi Menuju Revolusi Industri 4,0 yang diselenggarahkan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, di Gedung Aula Kamis (08/11/18).
Kegiatan yang bertajuk Kuliah Tamu bersama Kemenristekdikti itu dihadiri para Rektor dan Wakil Rektor dari berbagai Perguruan Tinggi di Provinsi Sulawesi Tengah( Sulteng), turut hadir pada acara tersebut Staf Khusus Kementerian Desa, DPTT Rishayudi Triwibowo.
Dalam materinya, Kemenristekdikti Mohammad Nasir membahas terkait relevansi pendidikan dengan pekerjaan. Menurut dia, saat ini dalam pembelajaran sebagian besar Mahasiswa bahkan Dosen terjadi buta huruf.
“Kalau soal membaca tidak buta huruf, dan masalah menulis tidak buta huruf, begitupun angka mungkin tidak lagi buta huruf, tetapi yang terjadi buta huruf adalah pada bidang data dan teknologi,” ucap Mohammad Nasir.
Pada era Revolusi Industri 4,0, Menurut Nasir, terdapat empat literacy yang perlu dikembangkan, seperti data literacy, technology literacy, woman literacy dan terakhir yang terpenting adalah language literacy atau bahasa.
Menurutnya, bahasa komunikasi dalam perkembangan dunia saat ini menjadi hal terpenting, namun terkait hal itu sangat banyak para mahasiswa yang tidak menguasai bahasa internasional.
“Kalau bahasa Internasionalkan bahasa Inggris. Dan mungin diruangkan ini yang menguasai Toefl 550 bisa dihitung jari,” ungkap Nasir.
Menristekdikti juga menambahkan, ketertinggalan Indonesia dibidang pendidikan telihat dari tingkat kualitas yang masih sangat jauh dibandingkan Negara Cina, pasalnya dalam daftar 500 besar PTN terbaik Dunia, Indonesia hanya tiga Universitas yang masuk, sementara Cina terdapat belasan Universitas.
Padahal jika dilihat dari jumlah Perguruan Tinggi, Indonesia jauh lebih banyak dibanding negara Cina, yaitu sebanyak 4600, sementara Cina hanya mempunyai 2824 tempat Pergurun Tinggi.
Berbedah halnya dengan persentase penduduk. Secara Demografi jumlah penduduk Cina jauh lebih besar yaitu sebanyak 1,6 Miliar jiwa, sedangkan Indonesia hanya sebanyak 262 juta penduduk.
“Kalau secara penduduk Cina jauh lebih besar dibandingkan kita, sementara dari segi jumlah Perguruan Tinggi kita lebih banyak dari pada Cina, tetapi justru yang masuk dalam daftar 500 besar Perguruan Tinggi terbaik di Dunia kita hanya tiga Universitas dan Cina yang masuk ada Belasan Perguruan Tinggi,” terang Nasir. (Sup)
Seuasi memberikan kuliah Tamu, kemudian dilangsungkan dengan pemberian cendra mata oleh IAIN kepada Kemenristekdikti yang diserahkan langsung oleh Rektor IAIN Prof. Dr. Sagaf S. Petalongi M.Pd kepada Menteri Ristekdikti dan dilanjutkan foto bersama (Sup).