Palu, Alkhairaat.com-Komunitas Pencinta Alam Semesta (Kompas) Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) menggelar dialog publik dengan tema Evaluasi Aktivitas Tambang dan Perkebunan Kelapa Sawit di Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis(12/12/2019) di Warkop Kapeo Palu.
Ratusan peserta hadir merupakan mahasiwa yang tergabung dalam komunitas pencinta alam se Kota Palu. Adapun ketiga narasumber yaitu perwakilan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulteng Bapak Mashudi dan Bapak Moh. Saleh, sementara hadir mewakili Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng Bapak Haikal.
Ketua Panitia Abdul rauf mengatakan, salah satu tujuan kegiatan tersebut untuk mengetahui sejauh mana pengawalan Pemerintah Provinsi Sulteng terhadap Perusahaan pertambangan dan kelapa sawit baik dari sisi adminstrasi maupun penerapan Coorporate Social Responcibility (CSR). Ia mengatakan perusahaan yang masuk ke Sulteng banyak menimbulkan masalah di masyarakat dan lingkungan.
“Bersama teman-teman kompas LS ADI membuat kegiatan dialog ini supaya mengetahui lebih jauh peran pemerintah Sulteng mengawasi perusahaan tambang ataupun perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Tengah agar lebih taat adminatrasi. Karena banyak perusahaan masuk ke sulteng hanya menimbulkan banyak masalah terhadap lingkungan ataupun masyarakat” Ucap abdul rauf kepada Alkhairaat.com, disela-sela kegiatan, Kamis (12/12/2019)
Sementara, perwakilan Dinas ESDM Sulteng Moh. Saleh hadir sebagai pembicara mengatakan akan menindaklanjuti perusahan yang cacat adminstrasi. Sebelumnya terdapat beberapa perusahaan telah dicabut izin karena tidak memenuhi prosedur alias ilgal.
Saat ini, dari 315 perusahaan tambang di Sulteng, namun hanya terdapat 13 perusahaan yang aktif beroprasional.
“Ada beberapa Perusahan tambang di Sulteng itu kami cabut izinnya karena tidak memenuhi syarat. Ilegal, dan memang sudah seharusnya, sesuai tugas kami,” Tutup Saleh. (Fhrl)