Home Religi Pasca Bencana di Sulteng, ANNAS Kota Balikpapan Akan Buat Desa Binaan

Pasca Bencana di Sulteng, ANNAS Kota Balikpapan Akan Buat Desa Binaan

1105
0
SHARE

Palu, Alkhairaat.com – Pasca bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi menghantam beberapa wilayah di Sulawesi Tengah( Sulteng), Aliansi Nasional Anti Syi’ah (ANNAS) Kota Balikpapan ikut menyalurkan bantuan kepada Korban yang terdampak bencana alam tersebut.

Diketahui pada Jum’at 28 September 2018 pekan lalu, tiga jenis bencana alam itu telah merubah wajah Sulteng menjadi duka mendalam yang dirasakan warga, pasalnya, terdapat beberapa wilayah rusak parah akibat guncangan Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter yang disusul Tsunami dan Likuifaksi telah melululanrahkan Kota Palu dan Donggala, sementara reruntuhan bangunan akibat goncangan Gempa tampak juga terlihat di pemukiman warga yang berada di Kabupaten Sigi.

Bendahara ANNAS Kota Balikpapan Ahmad Fahrizal, ST mengatakan semenjak keberadaan Posko mereka di Kota Palu, bantuan yang disalurkan kepada para korban sudah menyentuh diberapa tempat yang terdampak bencana alam.

“Pada tahap awal pembagian bantuan berupa sembako ini, kami sudah menyalurkan dibeberapa tempat yang terdampak bencana alam, seperti di Boneoge, Tompe,Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi,” Ujar Ahmad, saat ditemui Alkhairaat.com, Rabu(31/10/18) di Jalan Agussalim, Kelurahan Baru, Kota Palu.

Berbeda dengan Posko Relawan pada umumnya, kehadiran Relawan ANNAS Kota Balikpapan di Palu tidak hanya memberikan bantuan berupa logistik, namun Lembaga yang bergerak sebagai pemerhati Aqidah Islam itu juga memiliki rencana jangka panjang dengan membuat Desa Binaan yang bertujuan memperkuat Tauhid dan Aqidah melalui Dakwah.

Dalam pelaksanaannya, ANNAS Balikpapan akan bersinergitas bersama DPW ANNAS Sulteng, bahkan ANNAS Sulteng dipersilahkan membuka ruang bagi lembaga lainya yang ingin juga bergabung dalam menjalan program siyar Islam itu.

Menurut Ahmad Fahrizal untuk menentukan titik yang akan dijadikan Desa Binaan itu, tentunya menyesuaikan situasi dan kondisi.

Menurutnya, penempatan Desa Binaan akan melihat dari rendahnya pengetahuan suatu warga tentang keagamaan khususnya tingkat pemahaman pada Tauhid dan Aqidah.
“Misalnya di Boneoge harus kita lihat bagaimana pemahaman mereka pada Agama, Tauhid dan Aqidah. Begitu juga ditempat lainya. Sehingga penempatan Desa Binaan nantinya apakah berada di pesisir atau bisa saja di pedalaman,” jelas Ahmad.

Dalam situasi duka seperti ini, Bendahara ANNAS itu, berharap agar Pemerintah menyalurkan bantuan harus mengedepankan manfaat untuk Korban dengan tidak menjadikan Bantuan sebagai ajang Formalitas.

“Ada bantuan dari pemerintah yang masuk hanya seakan-akan secara formalitas atau simbolis, begitu dapat dokumentasi setelah itu selesai,” ucap dia.

Ahmad sebut warga Boneoge masih sangat membutuhkan bantuan. (Sup)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.