Home Pendidikan Legislator Ibrahim Hafid : Penting Tingkatkan IPM Tahun 2020 di Sulteng

Legislator Ibrahim Hafid : Penting Tingkatkan IPM Tahun 2020 di Sulteng

851
0
SHARE
Ketua Fraksi NasDem DPRD Provinsi Sulteng Ibrahim A. Hafid, Rabu (04/12/2019). Foto : Yunarti.

Palu,Alkhairaat.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) komisi empat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Ibrahim A. Hafid mengatakan  indeks pembangunan manusia (IPM)  sektor pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan menjadi fokus pemerintah daerah di tahun 2020.

“Fungsi yang dilakukan oleh DPRD Sulteng adalah fokus mengawasi dan bisa memfasilitasi hal-hal yang menujang terealisasinya program peningkatan IPM,” ujar Ibrahim Hafid.

Ketua Fraksi NasDem itu mengatakan, dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia disektor pendidikan, DPRD Sulteng mendorong anak-anak agar bisa kembali melanjutkan pendidikan melalui gerkakan anak kembali ke Sekolah.

“ Olehnya, kemarin ada beberapa kasus, hanya karena dana komite sehingga menghambat anak-anak untuk ujian. Jika ada persoalan administrasi keuangan dan segala macam kita dahulukan mereka tetap ikut ujian, lalu dibicarakan kemudian proses-proses penyelesaian administrasi,” tutur Ibrahim, saat ditemui diruangannya, Rabu (04/12/2019).

Meskipun begitu, dapat difahami, saat ini anggaran yang tersedia untuk pendidikan di Provinsi Sulteng masih sangat minim, namun sedang dilakukan bagaimana penganggaran yang strategis untuk peningkatan pendidikan.

Legislator Dapil Parigi Moutong itu mengatakan, pendidikan masih menjadi masalah penting di Sulteng khususnya di Kabupaten Parigi Moutong indeks pembangunan manusia masih rendah diakibatkan angka anak-anak putus Sekolah terbilang tinggi.  Bahkan, masih ada anak-anak yang buta aksara terutama di wilayah-wilayah daerah terpencil seperti daerah pegunungan, hal ini menyumbang tingkat IPM menjadi rendah.

Begitu pun disektor kesehatan, DPRD Sulteng mendorong program pemerintah daerah dalam menekan angka terjadinya stunting.

Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar disebabkan kurangnya asupan bernutrisi atau Gizi.

Menurut Ibrahim Hafid langkah penganggulangan yang dilakukan tidak hanya memberikan makanan tambahan, tetapi harus mengadakan pelatihan kepada masyarakat tentang bagaimana pengelolaan makanan yang bergizi.

“Kesehatan tidak hanya pemberian makanan tambahan tapi bagi saya adalah memberikan kapasitas kepada masyarakat, karena banyak makanan yang bergizi tetapi pengelolahannya belum kita faham. Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah peningkatan kapasitas masyarakat bagaimana mengelolah makanan bergizi,” tutupnya. (YP/SUP)

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.