Palu, Alkhairaat.com – Puluhan mahasiswa dan masyarakat tergabung dalam aliansi komunitas muslim pemburu koruptor (Kompor) menggelar demonstrasi, di depan Kantor Kemenag kota Palu, Selasa,(09/04/2019).
Demonstrasi dilakukan berangkat dari rasa kegelisahan mahasiswa dan masyarakat melihat banyaknya kasus yang terjadi dalam tubuh Kementerian yang dianggap sebagai panutan dan ladang amal.
Dalam aksi itu pendemo menyoroti beberapa kasus, diantaranya pembangunan Wisma Pendidikan, adanya pungutan liar terhadap para calon jamaah Haji dan kasus jual beli kuota jamaah haji.
Ketua Kompor Mastang, yang juga ikut memberikan orasi mengatakan, Wisma pendidikan sejak dibangun belum digunakan, padahal pembangunan Wisma itu telah selesai jauh sebelum bencana alam 28 September 2018 terjadi. Saat ini bangunan itu dinilai masih layak guna tetapi belum ada kejelasan waktu difungsikan termasuk kejelasan penggunaan anggaran gedung tersebut. Atas hal itu, mereka menduga telah dilakukan pencucian uang yang dilakukan beberapa pihak.
” Kami menduga adanya tindakan pencucian uang yang dilakukan oleh oknum stakeholder pembangunan tersebut, bagaimana tidak, setiap tahun ada kucuran dana untuk pembangunan gedung tersebut, kami menilai masih sangat besar anggaran tersisa, tetapi masa penggunaan anggaran sudah selesai. Dibuatlah salah satu proyek sampai sekarang belum ada kejelasan mengenai dana dan penggunaan gedung,” ungkapnya.
Masalah yang juga perlu dituntaskan, Kata Mastang, terkait adanya pungutan liar(Pungli) terhadap para calon jamaah haji. pungli itu terjadi karena penyetoran berkas bagi calon jamaah haji harus membayar uang berkisar 50 ribu. Padahal, sebelumnya Kepala Seksi Kemenang telah meniadakan pembayaran tersebut.
” Pembayaran uang saat penyetoran berkas calon jamaah haji sudah ditiadakan, sejak kepemimpinan sebelumnya, tetapi justru saat ini masih ditemukan dilapangan adanya pembayaran itu, ini bentuk tindakan pungli terhadap calon jamaah haji,” tutur Mastang.
Kesempatan yang sama, ia juga mendesak pihak berwenang menuntaskan kasus jual beli kuota calon jamaah haji. Dalam orasi, Mastang menyinggung soal calon jamaah haji yang gagal berangkat. Penundaan pemberangkatan atas alasan faktor kesehatan dan pembayaran belum lunas, namun setelah dikonfirmasi kepada calon jemaah haji itu, ternyata pembayaran lunas dan dalam kondisi sehat.
” Pengisian kuota Jamaah Haji, terkesan siapa yang bisa membayar lebih maka akan berangkat lebih dulu. Kami mendesak pihak berwenang mengusut tuntas kasus pungli jamaah haji, kasus ini harus kita basmi apabila ini dibiarkan maka Kementrian yang dianggap ladang amalpun akan menjadi sarang bagi para pendosa,” tegas ketua Kompor. (YP)