Alkhairaat.com– Pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan 1 (satu) juta rakyat Palestina terancam kelaparan, akibat anggaran Badan Pengungsi Palestina (UNRWA) bakal habis dalam kurun waktu sebulan dan dalam situasi darurat mendapatkan datan tambahan.
Kondisi terburuk juga datang dari Laporan The Independent Kamis (09/05/2019), menyatakan sekitar 2.000 orang di Gaza yang ditembak oleh pasukan Israel juga terancam kehilangan anggota badan akibat krisis dana di UNRWA.
Mengingkat, setiap tahun UNRWA membutukan dana setidaknya 1,2 miliar dollar AS atau sekita RP 17,2 Triliun untuk biaya oprasional fasilitas medi, sekolah maupun program pangan. Bahkan, dana itu juga dibutuhkan sebagai dukungan finansial bagi 5 juta pengunsi Palestina di Gaza, tepi Barat, Suriah, Lebanon, dan Yordania.
Seperti dikutip dari, Kompas.com Jum’at(10/05/2019), Direktur Kantor UNRWA di Washington Elizabeth Cambell berkata kondisi terburuk adalah dimana mereka akan bisa memberikan makan setengah dari populasi di Gaza, bahkan, situasi ini memaksakan mereka harus mengnon-aktikan Sekolah, terlebih orang-rang tidak lagi mendapatkan layanan kesehatan.
“ Kami harus menutup sekolah, orang-orang tidak akan bisa mendapatkan layanan kesehatan dari kami. Selain itu kami juga harus merampingkan pegawai,” ujarnya.
Diketahui, UNRWA merupakan pemberi kerja terbesar setelah Otroritas Palestina (PA) di Gaza. Campbell memperingatkan dampak dari kondisi buruk yang dialami rakyat di Gaza, akan menjadi ancaman terbesar bagi Israel.
“ Kalian (Israel) akan mendapatkan bencana besar kemanusiaan yang bisa menyebar dengan cepat di seluruh wilayah. Kami sangat khawatir dengan imbas keamanannya,” tegas Campbell.
Kehidupan mengkecam ini juga diperkuat oleh pernyataan Koordinator Kemanusiaan PBB di Palestina Jamie McGoldrick yang mengatakan, sekitar 29.000 warga Palestina menderita luka tembak saat bentrok aksi protes bersama pasukan Israel di wilayah perbatasan sepanjang tahun. Sebagian besar dari mereka menderita luka dibagian bawah tubuh. “ Mereka sangat membutuhkan rekonstruksi tulang sebelum rehabilitas sendiri,” terang Jamie McGoldrick.
Maka, kata Jamie, tanpa adanya dana untuk melaksanakan prosedur oprasional, warga Paelstina yang menderita luka tembak bakal diamputasi. Ditambah, Program Pangan Dunia PBB memutuskan memotong bantuan bagi 193.00 orang di Gaza dan Tepi bara pada 2019 ini karena kendala yang sama seperti dialami UNRWA. (YP)