Palu, Alkhairaat.com – Puluhan Masa Aksi yang tergabung dalam Aliansi Peduli Laut Morowali Mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), dijalan Samratulangi, Kamis (12/03/2020).
Abah Koordinator lapangan (Korlap) dalam orasinya mengatakan, rencana pemerintah untuk membuang limbah tailing dilaut Morowali akan menambah pengrusakan ruang hidup masyarakat pesisir dan Pulau-pulau yang selama ini telah dirusak oleh industri ekstraktif.
“Rencana pemerintah untuk membuang limbah tailing dilaut Morowali akan menambah kerusakan ruang hidup masyarakat yang berada dibagian pesisir dan Pulau-pulau yang telah dirusak oleh industri ekstraktif,” kata Abah dalam orasinya.
Menurutnya, industri ekstraktif pertambangan penyebab kerusakan yang terjadi diwilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil khususnya pesisir yang berada di Kabupaten Morowali.
Abah mengatakan, 3 perusahaan yang sudah meminta rekomendasi kepada kementerian Kelautan dan perikanan serta kementerian koordinator kemaritiman dan investasi, diantaranya PT. QMB New Energi Material, PT. Sulawesi Cahaya Mineral dan PT. Huayue Nickel Cobalt.
“3 Perusahaan yang sudah meminta rekomendasi yaitu PT. QMB New Energi Material, PT. Sulawesi Cahaya Mineral dan PT. Huayue Nickel Cobalt,” ujarnya.
Iya berharap agar gubernur Sulteng menolak rencana pembuangan limbah tailing dilaut Morowali, serta tidak mengeluarkan izin pembuangan limbah tailing kepada 3 perusahaan tersebut.
Senada dengan itu Agus Salim dalam orasinya mengatakan, apa artinya Sulteng yang pantainya lebih panjang dari 6 provinsi yang berada di Sulawesi menjadi tempat limbah dari perusahaan tersebut.
“Apa artinya Sulteng yang pantainya lebih luas daripada 6 provinsi yang berada di Sulawesi menjadi tempat limbah dari perusahaan,” ungkap agus.
Reporter: Muazim
