Palu,Alkhairaat.com – Meskipun 8 (delapan) bulan pasca bencana alam gempa bumi,tsunami dan likuefaksi melanda Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 lalu, ekonomi belum sepenuhnya kembali pulih.
Hal itu ditandai dengan pendapatan sejumlah wirausaha di Kota Palu terbilang masih sangat minim.
Seperti diungkap Erni (41), salah satu wirausahawan penjual Es buah rumput laut di kompleks Citraland, Jl. R.E Martadinata, Kota Palu, Ahad(26/05/2019). Ia mengatakan, hingga kini pendapatan tertinggi hasil jualan perhari hanya dikisaran Rp 700 Ribu. Padahal sebelum bencana menerjang ibu Kota Sulteng itu, penghasilan bisa mencapai Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus) hingga Rp 2 jutaan.
“Jauh sekali omsetnya turun. Kalau tahun – tahun kemarin omsetnya bagus. Sebelum bencana sampai Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000, tapi setelah bencana ini paling tinggi hanya Rp 700 ribu,” kata Erni.
Ditambah, selama bulan ramadhan, beberapa jenis buah yang notabene sebagai bahan dasar untuk Es jualan mengalami kenaikan harga.
“Sebelumnya, harga semangka hanya Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu, tetapi pas ramadhan naik menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu,” tutur dia.
Erni berharap, perekonomian di Kota Palu bisa kembali stabil, sehingga cita-cita kebangkitan ekonomi dapat diwujudkan. (FIT)