Alkhairaat.com – Perusahaan Twitter Inc. menegaskan pernyataan mereka sebelumnya terkait status khusus yang dimiliki oleh para pemimpin dunia di jaringan media sosial. Pernyataan ini terkait tuntutan para pengguna yang meminta perusahaan tersebut menghapus akun Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dari situs dan aplikasi Twitter.
“Memblokir seorang pemimpin dari Twitter atau menghapus cuitan kontroversial mereka justru akan menyembunyikan informasi penting yang dapat dilihat atau diperdebatkan oleh masyarakat,” terang pihak Twitter di salah satu artikel di blog resmi mereka.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (6/1), perdebatan terkait cuitan Presiden AS mengemuka setelah Trump menulis di akun Twitter-nya bahwa ia memiliki tombol nuklir yang lebih besar dan lebih bertenaga ketimbang yang dimiliki oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Para kritikus memandang, cuitan Trump tersebut membahayakan dunia serta melanggar aturan Twitter perihal larangan terhadap ujaran kekerasan di media sosial.
Sementara itu, Twitter menilai, andai kata pihaknya memblokir salah seorang pemimpin dunia, kebijakan tersebut tidak akan efektif membungkam pemimpin bersangkutan.
Sejumlah pengguna Twitter mengaku bisa menerima keputusan perusahaan tersebut, sedangkan sebagian lagi mengaku tetap tidak puas atas kebijakan Twitter yang memberlakukan standar ganda.
Akun @michaelranaii, misalnya, menulis di akun Twitter-nya, “Jika saya menampilkan separuh dari cuitan Trump sejak ia berkantor (sebagai Presiden AS), saya akan diblokir secara permanen di platform ini.” (Mat)