Palu, Alkhairaat.com- Pengurus Daerah (PD) Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) Kota Palu menggelar Dialog Publik sekaligus pengumuman lomba karya tulis ilmiah (Esai) dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2020, di warkop Sudimari 2 (K2), Jl. Masjid Raya Palu, Kamis (16/07/2020).
Dialog itu mengangkat tema Strategi Pencegahan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Palu dan lomba Esai bertemakan Anak Muda Tanpa Narkoba.
Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten, yaitu Kasi Pemberantasan Gusti Bagus Permadi SH mewakili Kepala BNN Kota Palu AKBP Abire Nusu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu H. Ansyar Sutiadi, S.Sos., M.Si, dan Dewan Pembina LS-ADI Muhammad Ramadhan Tahir S.Pd, yang di moderatori oleh Sukirman A. U Ndala. Adapun puluhan peserta dialog terdiri dari Pelajar, Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Masyarakat.
Lomba esai dimulai pada 26 Juni 2020 dengan pengumuman pemenang pada 16 Juni. Terpilih tiga esai terbaik, masing-masing pemenang memperoleh piagam penghargaan dan hadiah senilai Rp 1.500.000, Rp 1.000.000 dan Rp 500.000 sehingga total hadian Rp 3.000.000.
Menurut ketua PD LS-ADI Kota Palu Asriadi, dalam momentum HANI setiap tahun LS-ADI selalu melaksanakan sosialisasi terkait bahaya Narkoba. Sosialisasi melalui kegiatan dialog maupun seminar.
“Tahun ini LS-ADI Kota Palu menambahkan sosialisasinya dengan membuat lomba karya tulis ilmiah (Esai) yang di mulai pada 26 Juni kemarin, untuk bagaimana menggaet minat para pemuda. Karena perubahan arus modernisasi membawa kita untuk terus berinovasi untuk bisa menyetarakan kegiatan-kegiatan seperti ini sejalan dgn pemuda masa kini,” tutur Asriadi.
Ia menilai sepanjang tahun 2020 kasus narkoba di Sulteng meningkat drastis. Terbukti dengan adanya penyitaan barang bukti khususnya berupa sabu. Total sebanyak 28.205,849 gram atau 28 Kilogram, extasi 2.870 butir, obat daftar G 3.551 butir, ganja 4,39 gram serta tembakau gorilla 3 paket. Hal Ini menjadikan Sulteng pada urutan ke-4 dalam kasus peredaran Narkoba.
“Kota Palu merupakan sentral dari pada distribusi penjualan transaksi narkoba di Sulteng. Di Palu itu sendiri bahkan sampai ada yang namanya kampung Narkoba. Apakah ini sebuah prestasi? Penyitaan narkoba khususnya jenis sabu sebanyak 28 kilogram ini menandakan bahwa bisnis narkoba di Sulteng sangat luar biasa. Artinya bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba sudah sangat banyak. Berbagai modus pasti akan dilakukan untuk menyeludupkan barang haram ini karena keuntungan yang menggiurkan. Olehnya peran dari semua elemen sangat di butuhkan, Pemkot Palu, Kepolisian, dinas pendidikan, BNN dan lainnya. Tentunya strategi jitu yang harus dilakukan saat-saat kegentingan seperti saat ini dimana Sulteng darurat narkoba,” jelasnya.
Asriadi mengungkap strategi yang harus dilakukan untuk memutus rantai peredaran narkoba salah satunya melaksanakan dialog hingga lomba karya tulis terkait bahaya narkoba.
“Sebagai anak muda kami yang lebih tahu apa yang di inginkan pemuda. Cara pendekatan dengan pemuda, beri kami ruang. Kami akan menyulap kegiatan-kegiatan yang tadinya kurang minat dari anak muda menjadi kegiatan yang paling di minati. Kami sudah membuktikan itu. Pada lomba yang kami buat luar biasa, pemuda dari tingkat pelajar sampai mahasiswa antusias mengikutinya,” ungkapnya.
Ia berharap di luar memberikan kesadaran anak muda dengan menulis esai mengenai bahaya narkoba dengan tulisan itu mudah-mudahanan mampu memberi perubahan.
“Luar biasa, melalui ini apresiasi saya berikan kepada seluruh peserta yang mengikuti lomba ini. Kedepan dalam menghadapi bonus demografi anak muda harus di persiapkan dari sekarang. Karena pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Karna kalau sudah terkontaminasi dengan yang namanya narkoba sudah pasti akan hancur bangsa ini. Jangan sampai pemimpin kita adalah pengguna Narkoba. Karna kalau sudah tersentuh barang haram ini, jangankan nasib daerahnya, masyarakatnya, dirinya sendiri saja di hancurkan,” tutup Asriadi. (YP)