Palu,Alkhairaat.com – Para penjual garam di tepi jalan Yos Sudarso, Kota Palu, keluhkan hasil pendapatan per hari sangat minin. Penghasilan turun drastis mulai terjadi sejak pasca bencana alam pada 28 September 2018 lalu.
Seorang penjual garam, Alma (52) mengakatan, kini pendapatan tertinggi per hari hanya mencapai kisaran Rp 75 ribu, terkadang sangat rendah yaitu Rp 15 ribu. Padahal, kata dia, sebelum gempa, tsunami dan likuefaksi menghantam Ibu Kota Sulawesi Tengah (Sulteng) itu penghasilan dari jualan garam mencapai Rp 300 sampai Rp 400 ribu per hari.
“Kini penjualan hanya mencapai Rp 75 ribu, bahkan biasanya hanya Rp 15 ribu perhari. Tipis sekali. Sebelum bencana, kalau rame hasil pembeli biasanya Rp 300 sampai Rp 400 ribu per hari,”ungkap Alma, saat ditemui di tempat penjualan garam, jalan Yos Sudarso, Kota Palu, Senin (24/06/2019).
Alma sudah puluhan tahun melakoni pekerjaan menjual garam. Ia mengaku untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya bisa bergantung pada pembeli.
“Kita ini ba jual begini tergantung pembeli saja. Mau diapa, karena hanya ini penghasilan buat makan sehari-hari. Sekarang ini saja baru dapat Rp 50 ribu,” tutur Alma. (YP