Palu, Alkhairaat.com- Saat ini Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) masih terus hadir mendampingi warga terdampak gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) dengan menyiapkan berbagai program.
Muhammadiyah masih terus mematangkan rencana-rencana program lanjutan di Sulawesi Barat dengan dukungan Lazismu dan pihak eksternal lainnya.
Salah satunya adalah NGO asal Swiss, Solidar Suisse. “MDMC didukung oleh Lazismu dan Lembaga lain seperti Solidar Suisse akan meneruskan pendampingan terhadap penyintas gempa di Sulawesi Barat,” jelas Nasional Program Coordinator (NPC) Program Earthquake Response West Sulawesi (ERWES), Yocki Asmoro kepada Alkhairaat.com di Palu, Sabtu (27/02/2021).
Kata Yocki, yang saat ini juga sedang menangani Program DiRiReCS dan MEP di Kabupaten Donggala Sulteng, juga hasil kerjasama dengan Solidar Suisse, mengakui bahwa program ERWES di Sulbar, rencananya akan berlangsung dua bulan, sehingga pihaknya kemungkinan akan bolak balik Palu-Mamuju dalam dua bulan kedepan.
Yocki menyampaikan, sesuai siaran pers yang dikirim Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Arif Jamali, bahwa setelah menetapkan kriteria daerah dampingan, dari banyak kawasan terdampak gempa di Sulawesi Barat, MDMC bersama Solidar Suisse memilih 13 desa di 2 kecamatan di Kabupaten Majene, sebagai daerah layanan pendampingan.
“Desa-desa tersebut adalah Maliaya, Bambangan, Kayuangin, Lamungang Batu, Lombang, Lombang Timur, Lombong, Lombong Timur, Malunda, Mekatta, Salutahongan di Kecamatan Malunda dan Kabiraan serta Sulai di Kecamatan Ulumanda,” kata Yocki mengutip Arif Jamali.
Menurutnya, Program ini bertujuan menyediakan Hunian Darurat (hundar) yang layak bagi penyintas dan pendampingan kepada masyarakat desa terkait pola hidup sehat sesuai protokol kesehatan dalam kondisi darurat bencana.
Program ERWES lanjut Yocki, terdiri dari empat tahap yaitu verifikasi data, distribusi barang, pendampingan pembuatan Hundar dan monitoring.
“Dalam program ini akan dibagi shelter kit, hygine kit, dan Covid-19 kit masing-masing sebanyak 1.250 unit serta ditambah dengan air bersih (galon). Sedangkan untuk proses pembangunan shelter saat ini sudah mencapai progres 30 persen yaitu pemasangan kerangka dan terpal dalam proses distribusi,” tandasnya. (*)