Palu, Alkhairaat.com- Luapan air bercampur lumpur di sekitar pemukiman warga kelurahan Birobuli Selatan,Kota Palu khususnya yang bermukim di sepanjang saluran irigasi Tanggul Selatan, hal itu terjadi hampir setiap musim penghujan, ini menjadi keluhan warga.
Seperti salah satu Ibu rumah tangga yang tinggal disekitar bantaran Tanggul Selaran, I Made Karinami mengatakan bahwa luapan air di sertai dengan lumpur yang terjadi di irigasi Tanggul Selatan itu, sering di alaminya pada setiap musim penghujan.
Sebagai warga yang terdampak langsung saat irigasi tersebut meluap, dirinya berharap agar pemerintah yang berwewenang bisa secepatnya mencari jalan keluar untuk masyarakat yang ada di sekitaran irigasi Tanggul Selatan agar tidak dihantui rasa cemas apa bila datang musim penghujan.
“Semoga lekas ditangani dan bisa teratasi untuk jangka panjang,” harapnya, saat di temui Alkhairaat.com di kediamannya, Rabu, (25/08/2020).
Harapan yang sama diutarakan Daeng Bahar, yang berharap penanganan sendimentasi pada jaringan irigasi Tanggul Selatan dapat meminimalisir luapan air yang sewaktu waktu masuk ke pemukiman warga akibat pendangkalan alur irigasi.
“Kasihan kami warga, sering kebanjiran kala musim hujan tiba, semoga maksimal ditangani pemerintah pak” harapnya.
Saat ini, upaya pengerukkan sedimentasi pada jaringan irigasi Tanggul Selatan sementara di lakukan pemerintah provinsi melalui dinas cipta karya dan sumber daya air provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hal ini di benarkan oleh Kasi Pengembangan Irigasi dan Rawa pada Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Dinas Cikasda) Provinsi Sulteng, Setya Wicana saat di Konfirmasi Alkhairaat.com di ruang kerjanya, pada Selasa (26/08/2020).
Menurut Satya, pada prinsipnya pihaknya hanya membantu Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III, di karenakan tangung jawab pemeliharaan aset jaringan irigasi di Tangul Selatan Kota Palu masih menjadi kewenangan BWSS III.
“Kami di dinas sifatnya hanya melaksanakan tugas perbantuan yang di berikan oleh Menteri PUPR melalui Direktorat Sumber Daya Air, karena kewenangan sesungguhnya ada di BWSS III,” ungkap Satya.
Penanganan banjir di sekitar jaringan irigasi Tanggul Selatan Kota Palu sejak dua bulan belakangan ini ditangani secara “Keroyokan” oleh beberapa Instansi Berwenang yang melibatkan Dinas PU Kota Palu, BWSS III dan Cikasda Provinsi Sulteng dibantu oleh LPM di dua Kecamatan yakni LPM Birobuli Selatan dan LPM Birobuli Utara.
“Alat Berat dan Truck angkut milik Balai, Kami hanya siapkan Anggaran untuk BBM dan insentif Operator alat berat,” jelasnya.
Satya mengakui, anggaran pemeliharaan untuk pengerukan sendimentasi dan penanganan banjir di saluran Tanggul Selatan sebenarnya nihil, hal ini disebabkan asas manfaat irigasi di Tanggul Selatan sejak lama tidak sesuai lagi peruntukkannya.
“Sejak wilayah tersebut beralih menjadi kawasan pemukiman, secara otomatis anggaran pemeliharaan tanggul dihapuskan dari RKA Dinas, dengan pertimbangan tidak ada lagi persawahan di sepanjang jaringan irigasi tersebut,” katanya.
Satya juga menjelaskan bahwa penumpukan sendimentasi material lumpur dan pasir disekitar Tanggul Selatan juga disebabkan alur sungai yang seharusnya dipelihara justru ditimbun dan dijadikan pemukiman, sehingga disaat musim penghujan akan terjadi banjir.
Hal ini diperparah dengan tidak adanya kesadaran warga sekitar terhadap penempatan sampah rumah tangga, buang sampah didalam jaringan irigasi menjadi salah satu faktor utama terjadi mampet disaluran pengurai Tanggul Selatan.
Untuk mencegah terjadinya luapan banjir lumpur serupa, masyarakat sekitar Tanggul Selatan hingga Tanggul Utara Kelurahan Birobuli Selatan di imbau untuk tidak membuang sampah dalam jaringan irigasi.
“Pihak Cikasda akan mengoptimalkan kembali kantong pasir pada alur sungai Ngia yang sudah penuh dengan pasir akibat luapan air yang menjadi penyebab banjir di Tanggul Selatan tersebut,” ujarnya. (ART)