Home Religi GSN Buat Program Agar Santri Bisa Kreatif dan Produktif

GSN Buat Program Agar Santri Bisa Kreatif dan Produktif

1089
0
SHARE

Palu, Alkhairaat.com – Ketua Umum Gerakan Santri Nusantara (GSN) Tomo mengatakan GSN akan mendorong Santri menjadi generasi yang kreatif, inovatif dan produktif, melalui berbagai program pelatihan.

“Pelatihan yang akan kita buat, seperti pelatihan sablon, desaint, aknomonik, dan lainnya. Dengan harapan mereka akan menjadi wiraswasta dan pengusahan yang handal dan tidak terlalu bergantung kepada orang lain,” kata Tomo.

Tomo menuturkan, selamah ini para lulusan santri sebagian besar mengambil peran kedalam rutinitas keagamaan, seperti menjadi imam, ustad dan penceramah. Namun, sangat jarang yang ingin menjadi pengusahan handal. Hal itu tidak lain karena keseharian lingkungan pondok Pesantren lebih diajarakan kepada ilmu agama.

“Saat di pondok pesantren, Kiyai yang ajarkan mereka soal mengaji, mengajarkan tentang kita-kitab, Fiqih dan lainya, tetapi selepas mereka Santri maka itu menjadi tugas GSN memberikan pelatihan bagi mereka agar menjadi Enterpreuner yang terbaik. Dengan begitu, mereka akan menjadi Santri yang mandiri, baik di secara kehidupan sosial maupun ekonomi,” ucap Tomo kepada Alkhairaat.com, Selasa (27/11/2018).

Selaku alumni pesantren, Tomo mengaku sangat perihatin melihat kondisi beberapa tempat ibadah dan sekolah madrasah di Provinsi Tangerang Selatan padahal daerah tersebut memiliki APBD mencapai 2 Triliun.

“Saya melihat di Provinsi Tangerang Selatan yang memiliki APBD begitu besar yaitu 2 Triliun tetapi belum mampu mengayomi masyarakat. Bahkan banya bangunan tempat ibadah seperti masjid dan mushalla belum tersentuh oleh APBD, termasuk sekolah madrasah,” ujar dia.

Tomo menambahkan di Tangerang Selatan, sangat banyak tenaga pengajar Madrasa dan guru mengaji yang belum tersentuh peran Pemerintah, sebab sebagian besar tidak mendapatkan gaji honorer yang layak. Padahal. Kata dia, mereka berkontribusi besar bagi Bangsa dan Agama, sehingga perlu diperjuangkan.

“Para guru mengaji yang berada di Mushola dan di rumah-rumah yang banyak yang tidak disentuh oleh peranan Pemerintah. Selama ini mereka bekerta untuk agama, tanpa memikirkan gaji dan mereka menjadi penjuang agama yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, mereka telah berkontribusi besar bagi bangsa ini sebab dari merekalah kita mengenal huruf hijaiyah dan agama,” tutur Tomo. (SUP)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.