Home Religi FUI Kritik Wakil Walikota ‘Pasha’ Pergi Konser Saat Warga di Palu Dzikir...

FUI Kritik Wakil Walikota ‘Pasha’ Pergi Konser Saat Warga di Palu Dzikir Akbar

2016
0
SHARE

Palu,Alkhairaat.com – Presidium Forum Umat Islam (FUI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Harun Nyak Itam Abu
melayangkan kritik keras kepada Wakil Walikota Palu Sigit Purnomo Said atas ketidakhadirannya dalam kegiatan keagamaan dzikir akbar dan doa bersama warga Kota Palu saat pergantian malam tahun baru.

Seperti diberitakan Merdeka.com, Sigit Purnomo alias Pasha vokalis Ungu dijadwalkan akan melakukan konser dalam acara Penggelaran musik bertajuk Malam Gebyar Pariwisata akhir tahun di Alun-Alun Kota Magelang, Jawa Barat, Selasa (31/12).

Sebagai warga Palu, Harun menyayangkan sikap Sigit Purnomo
yang hanya memilih hadir konser musik. Sementara, seluruh masyarakat di Kota Palu melakukan kegiatan dzikir untuk mendoakan para korban bencana Gempa, Tsunami dan Likuefaksi 28 September 2018 lalu.

Kegiatan keagamaan itu dilakukan sesuai dengan imbauan Pemerintah Kota Palu, bahwa untuk tahun ini, seluruh warga Palu diimbau tidak menyambut Tahun Baru 2020 dengan kegiatan yang bersifat hura-hura, melainkan untuk menggelar kegiatan keagamaan.

Menurut Harun, seharusnya Sigit Purnomo hadir bersama masyarakat untuk memberikan penguatan dan semangat dalam memghadapi kondisi pasca bencana khususnya warga yang hingga kini masih tinggal ditenda-tenda pengunsian dan Huntara. Apalagi dzikir digelar sebagai perenungan bersama untuk muhasabah (instrospeksi) diri bagi masyatakat dan juga untuk perbaikan kualitas pemimpin warga Palu.

“Memberikan spirit,semangat dan gairah untuk tetap tabah,kuat dan sabar bagi sebagian warga kota Palu yang menjadi korban peristiwa Gempa,Tsunami dan Liquifaksi dan yang sampai hari ini masih tinggal di tempat hunian sementara bukan malah mencari “JOB” untuk menambah pundi-pundi pribadi sebagi penyanyi,” kata Harun, Kamis,(02/01/2020).

Sebagai pemimpin. Kata Harun, hendaknya memberi contoh teladan bagi warganya, bahwa momen malam pergantiam tahun tidak dirayakan dalam bentuk “hura-hura” tetap dalam kebersamaan, kesederhanaan, kesahajaan demi menggapai ridho dari Allah SWT sang pencipta jagat semesta.

“Secara “fatsun” dan “etika” sebaiknya sebagai pejabat publik beliau lebih baik bersama warganya saat momentum tersebut,”tutup Harun.

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.