Home Opini Ulama Perempuan yang Ahli Fikih Perbandingan itu Telah Berpulang

Ulama Perempuan yang Ahli Fikih Perbandingan itu Telah Berpulang

1143
0
SHARE
Prof. Dr. Hj, Huzaimah Tahido Yanggo, M.A.

Pagi, Jumat 23 Juli ini beredar kabar yang cukup mengejutkan. Profesor Huzaimah Tahido Yanggo telah berpulang ke rahmatullah. Beberapa hari sebelumnya memang beliau dirawat di sebuah rumah sakit di Banten karena terpapar covid-19. Bahkan sempat beredar pesan berantai beliau butuh donor konvalesen. Pagi ini akhirnya beliau dipanggil ‘pulang’ Sang Maha Penguasa Alam Semesta.

Bu Huzaimah, demikian Saya memangil beliau, memang telah ditakdirkan bukan sebagai perempuan biasa. Beliau memiliki keilmuan yang sangat luas dan mendalam di bidang fikih perbandingan (fiqh muqaran) dari yang paling klasik sampai modern. Kajian ilmu yang kurang begitu popular bagi akademisi perempuan. Perempuan kelahiran Donggala, 30 Desember 1946 ini menimba ilmu sampai program doktoral di Universitas al Azhar Kairo, Mesir.

Beliau adalah perempuan pertama yang menggondol gelar Ph.D di kampus Islam tertua tersebut pada tahun 1981 dengan predikat cume laude. Dengan prestasi tersebut keilmuannya tentu tidak bisa diragukan. Tidak banyak di bumi nusantara ini bahkan di dunia islam pada umumnya sosok ulama perempuan yang mengusai hasanah fikih yang sangat luas seperti beliau yang mengkaji tidak hanya mazhab syafi’i, tetapi juga berbagai aliran pemikiran hukum seperti Hambali, Maliki, Hanafi, Zahiri dan mazhab-mazhab yang kurang begitu populer. Menurut Bu Huzaimah, dari interaksi dan studinya selama bertahun-tahun, hukum islam sangat demokratis dan begitu memperhatikan aspek keadilan.

Sepulang dari menimba ilmu, Bu Huzaimah mengabdi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, beliau dipercaya mengembangkan jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), yang kemudian dipecah menjadi PMH Khusus, PMH, dan Perbandingan Madzhab Fikih (PMF). Bersyukur Saya berkesempatan menimba ilmu dengan beliau di PMF generasi pertama angkatan 1999. Jurusan PMH identik dengan Bu Huzaimah, sampai sekarang jurusan ini masih salah satu jurusan yang cukup banyak peminatnya.

Ada banyak kenangan dengan beliau sewaktu masih mahasiswa. Saat beliau menjabat sebagai Ketua Jurusan (Kajur) PMH, saya kebetulan sebagai Presiden Jurusan BEM PMH, sempat meminta beliau untuk menjadi pembicara di acara “Bedah Pemikiran Fikih Sosial KH. Ali Yafie” ulama asal Sulawesi. Beliau juga menjadi tempat curhat bagi mahasiswa, terutama disaat-saat mendesak dan krusial manakala sewa base camp PMII Komfaksya di Ciputat jatuh tempo, beliaulah yang turun tangan menyelesaikan.

Bu Huzaimah juga mendedikasikan keilmuwannya di berbagai tempat antara lain Komisi Fatwa MUI Pusat dan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan berbagai organisasi lain serta institusi pendidikan. Lantas beliau mengabdi menjadi Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Ciputat, kampus yang mengkaji secara khusus al-Quran dan hukum Islam. Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. Bu Huzaimah banyak menulis buku dan artikel tentang hukum Islam. Beliau sampai akhir hayat konsisten dengan pandangan dan prinsip kelilmuan.

Sebagai seorang pendidik, Huzaemah juga memiliki kepekaan batin dan naluri penuntun. Naluri ini membimbing dan memotivasi murid-muridnya untuk terus berjuang melanjutkan studi ke jenjang paling tinggi.

Selamat jalan Bu Huzaimah. Insya Allah ilmu yang telah engkau berikan kepada saya dan ribuan murid selama hidup sangat bermanfaat dan menjadi penerang jalan bagi kami. Dan saya bersaksi, Bu Huzaimah orang baik (min ahlil khair). Semoga husnul khatimah dan menjadi Ahlul-Janah, Al fatihah…

======================
Mustolih Siradj
Alumni Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum (PMH)
UIN Jakarta angkatan 1999

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.