Jakarta,Alkhairaat.com – Sekjen Majelis Dzikir Hizbul Wathon (MDHW) Hery Haryanto Azumi mengatakan, optimisme membangun Indonesia sesuai kearifan lokal dan kepribadian Bangsa perlu dilakukan, tanpa harus menciplak dari Negara-Negara luar. Indonesia memiliki sejarah masa lalu tersendiri, sehingga, membentuk masa depan menggunakan cara kita sendiri dengan apa yang dimiliki.
” Kita optimis bisa membangun dari dalam sesuai apa yang kita miliki. Kita memiliki sejarah masa lalu untuk membentuk masa depan. Tidak ada keraguan bahwa kita tidak harus meniru Arab, Amerika, atau Cina. Kita sendiri bisa membentuk masa depan kita sendiri, Indonesia yang berangkat dari diri sendiri,” Jelas Hery
Hal itu ia ungkapkan, saat melangsunkan diskusi Buku Mediatisasi Agama, Post-Truth dan Ketahanan Nasional karya Moh. Yasir Alimi di Munik Restoran, Jakarta, Jum’at(01/18/2019), yang diperakarsai oleh Majelis Dzikir Hizbul Wathon (MDHW). Diskusi tersebut dihadiri oleh Humas Mabes Polri dan Pusat Penerangan TNI.
Seperti dikutip dari NU Online, Jum’at(01/18/2019), Hery menuturkan, diera post- truth, agama menjadi isu sentral yang diolah untuk dijadikan sumber hoaks. Namun, terdapat beberapa Ormas Islam Moderat, seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya, berhasil menetralisir isu yang mengancam persatuan Bangsa.
“Di indonesia ada ormas islam moderat seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain yang menyebabkan hoaks mengenai agama, tidak sepenuhnya berhasil diterapkan di Indonesia. Kita tidak bisa dipecah-belah. Kita sudah terbiasa hidup dalam keberagamaan,” katanya.
Sejalan dinamika Indonesia saat ini, Hery mencontohkan seperti Arab Spring di Timur Tengah, merupakan gerakan perlawanan rakyat yang kemudian diarahkan oleh kekuatan tertentu untuk melawan Negara. Salah satu cara, dengan menyebarkan hoaks melalui media informasi. Hasilnya, beberapa negara seperti Tunisia, Libya, dan Suriah porak-poranda.
” Meski strategi seperti itu tidak sepenuhnya berhasil diterapkan di Indonesia, semua bentuk hoaks yang mengadu domba untuk menghancurkan pondasi keberagamaan harus dihentikan,” pungkas dia.(SUP)