Home Ekonomi Pulihkan Ekonomi, Untad dan Bank Sulteng Jalin Kolaborasi

Pulihkan Ekonomi, Untad dan Bank Sulteng Jalin Kolaborasi

686
0
SHARE

Palu, Alkhairaat.com- Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola menyaksikan Penandatangan Perjanjian Kerja Sama antara Universitas Tadulako (Untad) dan PT. Bank Sulteng, di Hotel BestWestren, Kamis (22/10/2020).

Acara tersebut juga dirangkaikan dengan seminar pemulihan ekonomi Sulteng di masa pandemi Covid-19. Dengan kolaborasi antara Untad dan PT. Bank Sulteng.

Direktur Utama PT. Bank Sulteng Rahmat Abd. Haris, menyampaikan bahwa pada masa Pendemi Covid-19 saat ini terwujud kolaborasi kerja sama antara PT. Bank Sulteng dengan Untad. Kerjasama ini untuk melakukan pelayanan Perbankkan kepada seluruh Civitas Untad.

“Kegiatan seminar ini juga diharapkan dapat mencari kolaborasi baru dan handal untuk meningkatkan program pemulihan ekonomi khususnya dalam perikanan khususnya produksi udang Vaname,” ungkapnya.

Direktur Utama menyampaikan bahwa PT. Bank Sulteng juga telah mengambil peran dan pemulihan ekonomi nasional dengan peningkatan ketahanan pangan sub sektor perikanan Danrem pertanian, khususnya peningkatan produksi kacang tanah.

“Bank Sulteng adalah milik masyarakat Sulawesi Tengah dan saat ini perkembangannya sangat pesat, saat ini Laba Bank Sulteng sudah mencapai 120,57% dari target yang ditetapkan dan CAR nya 26%,” ungkap Rahmat.

Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas pelaksanaan penandatanganan perjanjian kerja Sama antara Untad dan PT. Bank Sulteng yang turut dirangkaikan dengan seminar bertema kolaborasi antara Universitas Tadulako dan PT. Bank Sulteng dalam rangka pemulihan ekonomi provinsi Sulteng di masa pandemi Covid-19. 

Gubernur juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan aneka stimulan ekonomi untuk membangkitkan dunia usaha tetapi juga diperlukan peranan dari sektor-sektor lain untuk bersinergi, misalnya dari sektor pendidikan tinggi yang saat ini diwakili oleh Untad.

Gubernur mengaku bahwa Covid-19 telah menyebabkan krisis ekonomi yang melanda seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan terkhusus bagi daerah Sulteng yang sebenarnya baru mulai bangkit setelah dilanda bencana 28 September 2018 turut merasakan pukulan telak dari pandemi terluas dalam sejarah umat manusia.

“Data terakhir misalnya menunjukkan ada sekitar 1521 UMKM di provinsi Sulteng yang terdampak ekonomi selama pandemi dengan terjadinya penurunan produksi dan omset penjualan, berkurangnya penyaluran hasil produksi, berkurangnya pembeli, karyawan yang harus diliburkan untuk menghindari penularan virus dan bahkan kelangkaan bahan baku karena tersendatnya distribusi akibat kebijakan pembatasan mobilitas orang maupun barang di antar wilayah,” ungkap Longki.

Menurutnya, dari sisi ketenagakerjaan tercatat ada 10.370 yang terpaksa dirumahkan oleh pihak perusahaan dan UMKM dimana mereka bekerja, bahkan yang lebih miris, sampai harus mengalami pemutusan hubungan kerja, sebanyak 413 orang.

“Sektor lain semisal pariwisata, dari data tingkat hunian di sejumlah hotel berbintang sempat mengalami penurunan hingga 9,49 persen dan hotel nonbintang hingga 5,98 persen khususnya pada bulan mei 2020. namun angka tersebut perlahan-lahan naik kembali di beberapa bulan selanjutnya seiring pemberlakuan new normal, beroperasinya kembali beberapa maskapai penerbangan mengangkut penumpang dengan tujuan Sulteng dan kebijakan persyaratan masuk wilayah Sulteng dari swab PCR menjadi rapid test,” jelasnya.

Gubernur juga menyampaikan terdapat beberapa kebijakan/langkah pemerintah provinsi dalam rangka menanggulangi dampak Covid-19, diantaranya ialah melalui refocusing dan realokasi anggaran di seluruh OPD provinsi terhimpun dana lebih kurang Rp 112,81 milyar, dan penggunaan dana CSR  PT Bank Sulteng sebesar Rp 12,5 milyar.

Peruntukan dana-dana tersebut yaitu penanggulangan dampak Covid-19 di sektor kesehatan, pengadaan beras untuk cadangan pangan masyarakat miskin, bantuan keuangan ke kabupaten/kota dalam rangka intervensi anggaran, pembuatan APD mandiri, penyediaan dana untuk penanggulangan bencana akibat dampak Covid-19, pengecekan bahan-bahan pokok untuk memastikan ketahanan pangan di masa pandemi, pelaksanaan pasar murah mobile, distribusi dana CSR PT Bank Sulteng ke tiap pemda kabupaten/kota untuk menangani Covid-19.

“Pengendalian inflasi dengan pengawasan kecukupan serta kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok di daerah dan memastikan aktivitas industri/pabrik/dunia usaha tetap berjalan dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin, pembebasan denda pajak kendaraan bermotor (pkb) dan pengurangan pokok tunggakan pkb sesuai dengan peraturan gubernur Sulteng nomor 4 tahun 2020,” tambahnya.

Gubernur berharap dengan tercapainya penandatanganan MoU dan perjanjian kerjasama ini.

“Saya harapkan dapat dijadikan momentum untuk memelihara kemitraan sinerjik antara lembaga pendidikan tinggi dan lembaga industri keuangan guna menyelamatkan ekonomi daerah supaya dapat survive (bertahan) di tengah pandemi dengan melakukan adaptasi dan inovasi,” harap gubernur. (YP)

Sumber: Humas Pemprov Sulteng

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.