Palu,Alkhairaat.com – Meskipun sudah 8 (delapan) bulan pasca bencana alam likuefaksi terjadi di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Jumat(28/09/2018) lalu, hingga kini masih terdapat ratusan korban yang tinggal di tenda pengungsian.
Meskipun sudah banyak yang pindah ke Hunian sementara (Huntara) di lokasi kelurahan Pengawu, namun sampai saat ini masih berkisar 400 jiwa menempati tenda pengungsian di area kelurahan Balaroa itu.
Rismawati (37) salah satu pengungsi mengatakan, setelah beberapa bulan bertahan di tenda pengungsian, kini tempat berbahan tepal itu sudah tidak lagi memberikan kenyaman untuk di huni, sebab sudah banyak yang bocor.
Seperti pengungsi lainnya, Rismawati menuturkan, ia bersama keluarga sebelumnya telah berinisiatif pindah ke Huntara di Pengawu, namun saat mengantarkan berkkas pendaftaran huntara selalu di tolak dengan dalil kuota penuh.
” Kita pigi mendaftar disana tidak diterima di Huntara Pengawu. Sudah dua kali saya masukan berkas,” ungkap dia,kepada Alkhairaat.com, Jumat(24/05/2019).
” Kita tunggu sampai satu bulan, setelah dicek kembai, mereka bilang full, padahal berkasnya kita sudah masuk semua,” Tambah Rismawati.
Ibu dari 4 (empat) anak itu berharap, pemerintah lebih memberikan perhatian kepada masyarakat yang masih berada di tenda pengungsi agar segera menempati hunian sementara (Huntara) maupun hunian tetap (Huntap). (FIT).