Palu,Alkhairaat.com- Organisasi kepemudaan Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia(LS-ADI) mengadakan diskusi Publik dengan Tema, Siapkah Sulteng Menghadapi Pemilu Pasca Bencana?
Kegiatan yang dilangsungkan pada Selasa(29/01/2019) di Warkop Aweng, Kota Palu itu, mendatangkan tiga Narasumber yaitu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulteng, Badan Pengawasan Pemilu(Bawaslu) Sulteng dan Dinas Direktoral Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil(Dukcapil) Sulteng yang dimoderatori Nofianti. Adapun puluhan peserta merupakan Mahasiswa, OKP dan perwakilan Partai Politik.
Pada kegiatan itu juga menampilkan kolaborasi Puisi oleh Ajim dan Narti berjudul Seandainya Tak Ada Pemilu.
Ketua Umum LS-ADI Fahriyanto mengatakan, bencana menerjang beberapa wilayah di Sulawesi Tengah(Sulteng) mengakibatkan terjadi perubahan jumlah penduduk. Bagaimana tidak, terdapat ribuan korban jiwa, korban berstatus hilang, ditambah penduduk Sulteng yang keluar Daerah, telah merubah data demografi terkhusus di Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong(Parimo) area hantaman Bencana.
Menurut Fahriyanto, jika penyajian data penduduk Sulteng, terlebih hasil pemuktahiran Daftar Pemilih Tetap(DPT) tidak memberikan validitasi, bisa berpotensi akan manfaatkan oknum yang melakukan kecurangan pada Pemilu mendatang.
” Apabila sampai pelaksanaan Pemilu, belum ada kepastian terhadap data orang meninggal, hilang dan keluar dari Sulteng, ini ada kemungkinan akan dilakukan manipulasi oleh orang-orang tertentu,” Ungkap Ketua Umum.
Kata Fahri, berangkat dari kegelisahan masyarakat ini, kita berinsiatif mengadakan diskusi Publik, agar menjadi ruang terbuka menyoroti kesiapan KPU, Bawaslu dan Dinas Dukcapil sebagai stakeholder memiliki tugas penyajian data dibutuhkan pada Pemilu. (SUP)
