Palu, Alkhairaat.com – Tokoh mudah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Ruly Hadju menyoroti soal kunjungan sejumlah pihak mengatasnamakan Majelis Adat Kecamatan Kasimbar di kantor gubernur beberapa waktu lalu.
Di mana kunjungan itu dengan tujuan menemui Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura untuk mendesak agar PT. Trio Kencana segera beroperasi di Kecamatan Kasimbar.
Menurut Ruly, pertemuan itu sarat dengan motif kepentingan dan diduga di tunggangi oleh segelintir orang. Jangan sampai desakan itu bukan berdasarkan keinginan masyarakat di Kasimbar, secara umum masyarakat lingkar tambang wilayah izin konsesi PT. Trio Kencana.
“Saya menduga ada semacam motif maupun desakan pihak luar yang memanfaatkan pihak – pihak yang atas nama majelis adat,” katanya.
Menurut Ruly, jika ada semacam desakan seperti itu mestinya melibatkan semua tokoh yang ada di wilayah lingkar tambang. Bukan hanya di Kasimbar.
“Ada tiga Kecamatan lingkar tambang, Tinombo Selatan, Kasimbar, dan Kecamatan Toribulu. Pertanyaannya, apakah mereka ini merepresentasikan wilayah tersebut,” tegas Ruly.
Ia meminta agar Pemerintah Provinsi melalui Gubernur, Pemkab Parimo, Pemerintah Kecamatan, sampai ke tingkat desa lebih transparan dalam merespon mengenai desakan agar PT. Trio Kencana segera beroperasi.
“Wajar kemudian kami bertanya, apakah mereka benar – benar keterwakilan masyarakat secara keseluruhan atau ada pihak di belakang yang mendesign kemudian memanfaatkan warga di sana. Kan bahaya juga,” tandasnya.
Selaku putra Parimo, Ruly kembali menenkan, kontroversi rencana PT. Trio Kencana rencana beroperasi harus menjadi catatan penting. Sebab, peristiwa aksi unjuk rasa yang memakan korban jiwa kala itu harus diingat kembali.
Korban meninggal saat demo kala itu, bernama Aldi asal Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan.
Tentunya peristiwa tersebut masih segar dalam ingatan publik, khususnya keluarga korban yang meninggal dunia saat aksi unjuk rasa. Unjuk rasa itu terkait penolakan tambang dilakukan oleh kelompok Aliansi Rakyat Tani (Arti) Koalisi Gerak Tambang pada Sabtu (12/02/2022).
“Apakah peristiwa itu dilupakan begitu saja hanya karena kepentingan segelintir orang yang memanfaatkan masyarakat setempat mengatasnamakan Majelis Adat,” tegas Ruly.
Ia mengatakan agar semua pihak menahan diri, menghargai keluarga korban meninggal akibat aksi penolakan beroperasinya perusahaan tambang emas PT. Trio Kencana di Kasimbar.
Ruly juga meminga kepada Gubernur Rusy Mastura untuk tidak segera tergesa – gesa merespon permintaan tersebut. Sebab, kuat dugaan, desakan itu bukan murni inisiatif warga majelis adat, tetapi situasi ini dimanfaatkan oleh mereka yang bekepentingan meraup keuntungan.
“Saya menduga pihak – pihak ini sudah didesak oleh pemodal yang sudah mengucurkan dana yang tidak sedikit untuk mereka,” katanya.
Katakanlah tambah Ruly, pemodal mengeluarkan anggaran sebesar Rp 50 miliar kepada sejumlah oknum di Sulteng untuk memuluskan perusahaan beroperasi. Tetapi di perjalanannya, terjadi penolakan dari warga yang berujung korban meninggal dunia.
Menurutnya, peristiwa tersebut di luar perkiraan mereka yang memanfaatkan uang pemodal. Di sisi lain, pemodal merasa sudah dirugikan akibat belum beroperasinya PT. Trio Kencana.
“PT. Trio Kencana operasi, oknum – oknum ini sudah punya pemodal untuk bisa dikerja samakan dengan pemilik IUP Trio Kencana untuk kelola lahan di sana,” ujar Ruly.
Sebailnya kata dia, desakan itu dipertimbanhkan secara matang agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
Sebelumnya, Humas Setdaprov Sulteng merilis, Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura menerima majelis adat dan para kepala desa (kades) dari Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parimo menyampaikan dukungan terhadap PT Trio Kencana agar segera beroperasi produksi tambang emas di wilayahnya. Pertemuan itu dilakukan di ruang kerja gubernur Kamis (18/08/2022).
Atas aspirasi masyarakat, tokoh adat dan para kepala desa, Gubernur Rusdy akan mengundang Direktur PT Trio Kencana
Tokoh Adat Riswan menyampaikan aspirasi masyarakat Kecamatan Kasimbar agar operasi produksi penambangan emas dengan jaminan pengamanan dan tidak ada protes dan demo sepanjang tidak merugikan usaha rakyat.
Riswan yang datang menghadap bersama kepala desa, tokoh adat Kasimbar, Van Borman, mantan Ketua DPRD Parimo meminta kepada gubernur agar memastikan PT Trio Kencana kapan beroperasi produksi agar tidak menggantung usaha pertanian masyarakat.
Gubernur Rusdy Mastura menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang ikut berperan untuk memberikan perlindungan terhadap operasional tambang yang legal memiliki izin dari pemerintah.
Gubernur menyampaikan seluruh operasional produksi tambang yang diberikan pasti sudah memiliki kajian memberikan dampak terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Rusdy menyampaikan segera mengundang PT Trio Kencana untuk meminta kejelasan dan progres kapan dimulai operasional produksi pertambangan emas di Kasimbar sepanjang masyarakat sudah berkomitmen untuk memberikan jaminan tidak ada penolakan dan demo. (BOB)