Palu, Alkhairaat.com– Sejak adanya penyebaran Virus Corona di Indonesia telah mengubah kebijakan disejumlah daerah terkait penerapan pembatasan sosial (Social Distancing) sebagai upaya pencegahan penularan wabah virus corona, tak terkecuali di Kota Palu.
Wilayah yang baru dilanda bencana ini terpaksa harus menerapkan Social Distancing untuk mengantisipasi penyebaran Covid -19, namun kebijakan ini melibas pendapatan pemilik Cafe di Hutan Kota Palu.
Meskipun, Cafe terfasilitasi Wastafel, sabun pencuci tangan dan antiseptik namun tidak bisa mempengaruhi minat pembeli untuk tetap berkunjung, akibatnya tingkat pendapatan pemilik Cafe turun drastis.
Seperti diungkap Ibu Sari Bulan salah satu pemilik Cafe Adinda di Hutan Kota Palu bahwa pendapatan setiap malam Minggu biasanya mencapai Rp. 1.500.000, tetapi setelah pemberlakuan Social Distancing akibat Corona kini hanya dikisaran Rp. 500.000.
“Sebelum adanya himbauan dari pemerintah kota terkait penyebaran Covid-19, seperti malam minggu biasanya pendapatan kami bisa mencapai kisaran 1.500.000, namun semenjak adanya Virus Corona pada saat ini penghasilan kami turun drastis menjadi 500.000 di malam minggunya,” Kata Ibu Sari Bulan kepada Alkhairaat.com, Selasa (24/03/2020)
Namun, disisi lain tingkat minat minuman Saraba mengalami kenaikan, karena bahan dasarnya adalah Jahe Merah yang dinilai bisa menangkal Corona.
Tetapi dari pengunjung yang datang mereka hanya memesan, lalu mereka bawah pulang. Adapun yang nongkrong hanya anak-anak muda dan itupun tidak banyak.
Sari menambahkan, dengan adanya wabah Corona ini juga berimbas pada harga bahan ikut naik, seperti jahe merah di pasaran, sebelumnya berkisaran 50.000 perkilo, sekarang mencapai Rp. 80.000 dan bahkan sampai Rp.100.000 perkilo.
“Harapanya kepada pemerintah, jangan sampai di tutupnya aktivitas kami, kami juga selaku pedagang kecil akan merasa kesulitan, karena dengan menjalani aktivitas usaha inilah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” Tutupnya. (ART)